[Berani Cerita #01] Rumah Tua Di Ujung Gang

, by Mimin Berani Cerita

By : Mimin Miss Rochma



Sesaat ketika aku akan melangkah keluar dari rumah tua yang sangat menyeramkan ini, aku mendengar suara derik dari pintu yang terbuka. Aku menoleh. Berusaha mengamati dalam kegelapan dengan memincingkan mataku untuk memastikan paklek Man ada di sana.

Tapi tak kulihat ada siapa-siapa di sana.

Dengan ragu, kuputuskan untuk memeriksa saja siapa yang membuka pintu kamar itu, yang lokasinya berdekatan dengan ruang makan. Syukur-syukur kalau pintu tadi terkena angin atau yang menggerakkan pintu itu benar-benar adalah paklek Man. Senter yang kupegang, mulai redup pelan-pelan karena, payahnya, aku lupa mengganti baterainya sebelum melakukan petualangan menyeramkan ini bersama paklek Man.

Kubiarkan saja senter itu mulai berkedip-kedip lalu benar-benar mati. Sekarang aku berjalan hanya dengan diterangi lampu yang terpasang di luar rumah, yang cahayanya masih tetap seredup senterku tadi. Kutarik nafas dalam, kemudian melanjutkan mencari paklek Man. Setelah jarak antara aku dan pintu itu sekitar satu meter, aku mulai berjalan dengan langkah sangat pelan sambil berbisik berulang-ulang memanggil nama paklek Man.

Aku pikir, aku akan merasa sangat ketakutan saat kulihat tak ada siapa pun di balik pintu. Hingga akhirnya aku melihat seseorang yang sedang jongkok di bawah meja rias dengan wajah disembunyikan diantara kedua lututnya. Kudekati dia dengan langkah cepat dan menepuk pundaknya.

"Paklek, ayo pulang. Takut aku." Ucapku dengan bibir bergetar, sambil menarik tangan kanannya.

Tapi, semakin aku tarik, orang yang kupikir adalah paklek Man itu tetap tidak bergerak. Saat kutoleh, dan tepat saat dia juga menoleh, ternyata bukan wajah paklek Man yang kudapati. Tapi seorang laki-laki tua berjenggot tebal yang dahinya retak dan mengeluarkan cairan, yang sepertinya itu adalah darah.

"Huwaa..!! Tolong!! Setan!!"

Aku lari terbirit-birit keluar kamar. Nafasku berkejaran dengan langkahku yang tak beraturan. Hingga akhirnya aku berhenti karena tersandung sesuatu.

Bruk!!

"Aduh, sakit." Rintihku sambil mengelus daguku yang terbentur lantai. Saat kubuka mata, ternyata aku berada di kamarku sendiri.

"Sial. Untung hanya mimpi. Horor sekali." Keluhku sambil kembali ke atas tempat tidur.

Gara-gara cerita yang kukarang sebelum aku tidur tadi, tentang petualanganku dengan paklek Man ke rumah tua di ujung gang, aku sampai bermimpi bertemu si tua dahi retak itu. Huft, semoga besok teman-temanku percaya dengan cerita yang kukarang ini. Supaya aku tidak dibilang pembual. Gerutuku dalam hati sambil mencoba tidur lagi karena masih jam dua malam.

6 comments:

  1. Walah... mimpi to? hehehe... padahal aku udah deg degan aja nih bacanya hahaha...

    BTW mbak, aku tadi coba submit link ceritaku tapi kok gak muncul ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi, semoga tetap menyenangkan untuk dibaca yah meskipun hanya mimpi :)

      kalau sudah submit link cerita, maka yang muncul hanya judul saja. nanti, peserta lain bisa baca tulisan kamu dari judul itu :)

      Delete
  2. dasar tukang ngarang hihi, mimpi aja bs jd cerita :D

    ReplyDelete
  3. aiiiiiiiiiihhh... jangan2 nanti abis baca ini juga jadi mimpi aneh2 T___T

    ReplyDelete

Komenmu sangat dihargai disini ^_^